Samudra Pasai dan Malaka

 Samudra Pasai dan Malaka

Dalam sejarah Islam di Nusantara, dua kerajaan mencuat sebagai pusat perdagangan dan pemeluk Islam pertama: Samudra Pasai dan Malaka. Meskipun diperdebatkan secara historis, kedua kerajaan ini memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam dan pembentukan budaya politik di wilayah tersebut.

Samudra Pasai, yang dianggap sebagai kerajaan Islam pertama, didirikan oleh Malik al-Saleh pada tahun 1297 Masehi. Legenda menyatakan bahwa konversi Malik al-Saleh ke Islam sejalan dengan kenaikan kekuasaannya, menggambarkan hubungan erat antara agama dan politik dalam pembentukan kerajaan tersebut. Dengan menjadi kerajaan Islam, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan maritim yang penting di Nusantara, menarik pedagang Muslim internasional dan memperkuat identitas Islam di wilayah tersebut.

Kemudian, Malaka juga menonjol sebagai kerajaan perdagangan dan Islamisasi. Pendiri pertamanya, Parameswara, masuk Islam di bawah pengaruh ulama dari Samudra Pasai. Sebagaimana Samudra Pasai, konversi Parameswara juga berdampak signifikan terhadap perkembangan politik dan ekonomi Malaka. Dengan dukungan pedagang Muslim internasional, Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan yang kuat dan pusat Islam di Nusantara.

Penting untuk dicatat bahwa kedua kerajaan ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keagamaan, tetapi juga oleh faktor ekonomi, terutama perdagangan maritim. Keterlibatan China dalam perdagangan maritim di wilayah tersebut memberikan dorongan signifikan bagi perkembangan ekonomi dan politik Samudra Pasai dan Malaka. Namun, meskipun China memberikan fasilitas perdagangan yang kondusif, Islam tetap menjadi kekuatan utama yang membentuk identitas dan kebijakan politik di kedua kerajaan tersebut.

Selain itu, proses Islamisasi di kedua kerajaan ini tidak hanya terbatas pada konversi penguasa, tetapi juga melibatkan masyarakat secara luas. Para pedagang Muslim internasional berperan sebagai agen Islamisasi, membentuk komunitas Islam di wilayah pantai utara Sumatra dan Malaka. Kehadiran Islam tidak hanya tercermin dalam praktik keagamaan, tetapi juga dalam hukum dan kebijakan resmi kerajaan, seperti larangan riba dalam perdagangan.

Meskipun kedua kerajaan ini berakhir, warisan mereka tetap hidup dalam budaya dan politik di wilayah Nusantara. Samudra Pasai dan Malaka telah memberikan kontribusi penting dalam pembentukan tradisi Islam di wilayah tersebut, yang menjadi landasan bagi kerajaan-kerajaan Islam yang tumbuh kemudian. Dengan demikian, mereka tidak hanya merupakan pusat perdagangan, tetapi juga pusat kekuatan Islam yang memengaruhi arus sejarah di Nusantara.

daftar acuan 

Hadi, A., Azra, A., Burhanudin, J., Hisyam, M., Sulaiman, S., & Abdullah, T. (2015). Sejarah kebudayaan islam Indonesia jilid 1: akar historis dan pembentukan.

Posting Komentar

0 Komentar