Penelitian dan pemahaman terhadap perjalanan sejarah, khususnya masa Indonesia Kuno, merupakan tugas yang memerlukan penggalian mendalam dari berbagai sumber data. Di antara berbagai sumber data yang tersedia, sumber tertulis menjadi tingkatan yang paling akurat untuk membongkar lapisan sejarah masa lampau. Sumber tertulis mencakup beragam dokumen yang mencerminkan pemikiran, perasaan, aturan, dan karya-karya manusia dari zaman dahulu. Dalam konteks Indonesia Kuno, sumber tertulis terdiri dari prasasti, naskah sastra, dan berita asing.
Sumber Tertulis: Prasasti
Prasasti merupakan salah satu bentuk sumber tertulis yang paling khas dalam sejarah Indonesia Kuno. Prasasti terbagi menjadi beberapa jenis, seperti prasasti sirna yang berisi perubahan status daerah, prasasti Jayapatra yang merupakan surat keputusan hukum, dan prasasti suddhapattra yang berkaitan dengan pelunasan utang piutang. Isi dari prasasti-prasasti ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti struktur pemerintahan, upacara keagamaan, perangkat saji, dan jenis-jenis denda pelanggaran hukum.
Sumber Tertulis: Naskah Sastra
Naskah sastra memberikan pandangan yang lebih luas tentang kehidupan dan budaya pada masa lampau. Berbeda dengan prasasti yang cenderung resmi, naskah sastra lebih terbuka dan seringkali berisi cerita sejarah yang dilengkapi dengan dongeng, mitos, legenda, dan fabel. Studi tentang naskah sastra, atau filologi, membantu dalam memahami budaya dan kepercayaan yang melandasi masyarakat pada masa itu.
Sumber Tertulis: Berita Asing
Meskipun tidak menjadi fokus utama, berita asing juga menjadi sumber pelengkap dalam rekonstruksi sejarah Indonesia Kuno. Berita asing ini mencakup catatan perjalanan dan laporan yang ditulis oleh orang asing, seperti dari Cina, Portugis, dan Arab. Dalam beberapa kasus, berita asing dapat menjadi sumber primer yang penting dalam memahami dinamika politik dan hubungan internasional pada masa tersebut.
Ruang Lingkup Sumber Tertulis
Ruang lingkup sumber tertulis meliputi prasasti-prasasti yang berasal dari berbagai zaman dan menggunakan beragam aksara, seperti Pallawa, Pranagari, Dewanagari, Kawi, dan Arab. Isi dari prasasti-prasasti ini mencerminkan berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan masyarakat pada masanya. Selain itu, naskah sastra juga mencakup berbagai bahasa dan aksara, seperti Bahasa Sanskerta, Malayu Kuno, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Sunda Kuno.
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian prasasti meliputi kegiatan perekaman, deskripsi, identifikasi aksara, dan analisis isi. Perekaman dilakukan untuk mencatat lokasi, jenis bahan, ukuran, bentuk, dan lancana atau cap kerajaan pada prasasti. Identifikasi aksara sangat penting untuk mengetahui asal-usul prasasti dan masa pemerintahan yang terkait dengannya. Analisis isi prasasti melibatkan pemahaman terhadap berbagai unsur, seperti penanggalan, tokoh, kepercayaan, upacara keagamaan, perangkat saji, pajak perdagangan, denda pelanggaran hukum, dan kesenian.
Dengan menggabungkan berbagai sumber tertulis ini, para sejarawan dan peneliti dapat merekonstruksi sejarah Indonesia Kuno dengan lebih akurat dan mendalam. Proses ini tidak hanya membuka jendela ke masa lampau, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga tentang asal-usul dan perkembangan budaya, politik, dan agama di Nusantara. Sebagai bagian dari warisan budaya bangsa, pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Indonesia Kuno membantu memperkuat identitas dan jati diri sebagai bangsa yang maju dan beradab.
daftar acuan
Sukendar, haris dan Truman Simanjuntak. " Metode Penelitian Arkeologi" (199).
0 Komentar